Selasa, 16 Desember 2014

TUJUAN AQIDAH ISLAM


  Tujuan Akidah Islam
Tujuan akidah dalam kehidupan umat Islam antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Memupuk dan mengembangkan potensi-potensi ketuhanan yang ada sejak lahir.
Hal ini karena manusia sejak di alam roh sudah mempunyai fitrah ketuhanan, sehingga sepanjang hidupnya membutuhkan agama dalam rangka mencari keyakinan terhadap Tuhan. Aqidah Islam berperan memenuhi kebutuhan fitrah manusia tersebut, menuntun, dan mengarahkan manusia pada keyakinan yang benar terhadap Tuhan, tidak menduga-duga atau mengira-ngira, melainkan menunjukkan Tuhan yang sebenarnya.[1] Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-A’raf [7]: 172-173:
وَإِذْ أَخَذَرَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ  ذُرِّيَتَهُمْ وَ أَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا  بَلىَ شَهِدْنَا أَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غافليْنَ أَوْ تَقولُوا إِنَّمَا أَشْركَ آباءُنَا مِنْ قَبْلُ وَ كُنَّا ذُرِّيَةً مِّن بعدِهِم أَفْتُهلِكُنَا بما فعل المُبْطِلون
                        Terjemahnya:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (Seraya berfirman)’ ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu ?’ mereka menjawab, ‘betul (Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi ‘(kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat, kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Tuhan)’, atau agar kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan (yang datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?”
2.      Menjaga Manusia dari Kemusyrikan
Kemungkinan manusia untuk terperosok ke dalam kemusyrikan terbuka lebar, baik secara terang-terangan (syirik jaly), yakni berupa perbuatan ataupun ucapan maupun kemusyrikan yang bersifat sembunyi-sembunyi (syirik khafy) yang berada di dalam hati. Untuk mencegah manusia dari kemusyrikan tersebut, diperlukan tuntutan yang jelas tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.[2]
3.      Menghindari dari Pengaruh Akal yang Menyesatkan
Walaupun manusia diberi oleh Allah kelebihan berupa akal pikiran, mausia sering tersesat oleh akal pikirannya, sehingga akal pikiran manusia perlu dibimbing oleh akidah islam.
4.      Memberikan Ketenangan dan Ketentraman Jiwa
Agama sebagai kebutuhan fitrah akan senantiasa menuntut dan mendorong manusia untuk terus mencarinya. Akidah memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan rohaninya dapat terpenuhi.
5.      Memberikan Pedoman Hidup yang Pasti
Keyakinan terhadap Tuhan memberikan arahan dan pedoman yang pasti, sebab akidah menunjukkan kebenaran keyakinan yang sesungguhnya. Akidah memberikan pengetahuan asal dan tujuan hidup manusia, sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas dan lebih bermakna. Akidah Islam sebagai keyakinan akan membentuk perilaku, bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim.
Aqidah Islamiyah bersumber dari Allah yang mutlak, kesempurnaannya tidak diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang merupakan karya manusia, tentu banyak kelemahannya. Makanya seorang mu’min harus yakin akan kebenaran Aqidah Islamiyah sebagai poros dari segala perilaku dan tindakan yang akan menjamin kebahagiaanya di dunia dan akhirat.


[1] Dra. Audah Mannan, M. Ag., Aqidah Islamiyah [Cet. I ; Makassar: Alauddin University Press, 2012], hlm. 32.
[2] DR. Rosihon Anwar, M. Ag., Akidah Akhlak [Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2008], hlm. 15-16.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar