C. Jenis Kalimat
menurut Struktur Gramatikalnya
Menurut
struukturnya, kalimat itu dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa
kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif), tidak
setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-subordinatif).Gagasan
yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi
dinyatakan dalam kalimat majemuk.
1.
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiriatas satu subjek dan satu
predikat.
Contoh:
ü Polisimenangkap pencuri.
S
P O
ü Ariel tinggal diJalan Veteran
Sengkang
S
P K
2.
Kalimat Majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang terdiridari beberapa klausa bebas. Klausa bebas
yang dimaksudkan adalah klausa yang secara potensial dapat berfungsisebagai
kalimat tunggal. Klausa bebas tersebut tetap menunjukkan pertalianmakna atau
hubungan antarasatu sama lainnya. Kalimatmajemuk dikelompokkan menjadi
kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk
campuran.
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk
setara terdiri atas duakalimat klausa atau lebih. Biasanya dihubungkan dengan
koordinatif dan, atau, tetapi, dan sedangkan.
Saudaraku sibuk
denagn kuliahnya, dan saudariku sibuk
dengan menghafalnya.
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk
bertingkaterdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau
lebih yang tidak bebas. Inti gagasandituangkan dalam induk kalimat,sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu,
sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain
diungkapkan dalam anak kalimat.
Contoh:
ü Meskipun
Al-Qur’anditurunkan di negara Arab,
bukan berarti Al-Qur’an itu adalah bahasa orang Arab.
c. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk
campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Contoh:
ü Hujan turun, namun Ardi tetap berjalan
karena dia ingin cepat sampai ke tempat tujuannya.
D. Jenis Kalimat
menurut Bentuk Gayanya (Retorikanya)
Suatu tulisan akan
lebih efektif jika di samping kalimat-kalimat yang disusunnya benar, juga gaya
(retorikanya) menarik perhatian pembacanya. Mekipun kalimat yang disusunnya
sudah sesuai dengan kaidah, namun belum tentu tulisan tersebut memuaskan
pembacanya jika ditinjau dari segi retorikanya yang tidak memikat. Kalimat
tersebut akan membosankan pembacanya jika selalu disusun dengan konstruksi yang
monoton dan tidak bervariasi. Seperti contoh konstruksi kalimat itu selalu
terpaku pada pola-pola kalimatnya, SPOK atau selalu konstruksi induk
kalimat-anak kalimat.
Menurut gaya penyampaian
(retorikanya), kalimat dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu (1)
kalimat yang melepas (induk-anak), (2) kalimat yang berklimaks (anak-induk),
dan (3) kalimat yang berimbang (setara atau campuran).
1.
Kalimat yang Melepas
Jika
kalimat itu disusun dengan diawaliunsurutama, yaitu induk kalimat dan diikuti
oleh unsur tambahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut melepas.
Unsur
anak kalimat ini seakan-akan dilepaskanaja dan kalaupun unsur ini tidak
diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh:
ü Ilmu
akan lebih bermanfaatjika di barengidenganpengamalan.
2.
Kalimat yang Berklimaks
Jika
kalimat itu disusun dengan diawali anakalimat dan diikuti induk kalimat, gaya
penyajiannya disebut berklimaks. Kita
belum dapat memahami kalimat tersebut jika baru membaca anakkalimatnya. Kita
akan memahami maksud kalimat itu setelahmembaca induk kalimatnya. Penyajian
kalimat ang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks dan terasa membentuk
ketegasan.
Contoh:
ü Karena
hujan belum reda, para mahasiswa belum pulang ke rumah mereka.
3.
Kalimat yang Berimbang
Jika
kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran, maka
gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang
karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dituangkan ke
dalam bentuk kalimat yang bersimetri.
Contoh:
ü Jika
fasilitas hotel ini memadai, pengunjung akan semakin ramai berdatangan.
E.
Jenis Kalimatmenurut Fungsinya
Menurutfungsinya kalimat, jenis
kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan,
kalimat perintah, dan kalimat seruan. Dalam bahasalisan, intonasi
yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. Dalam
bahasa tulisan perbedaannya dijelaskan oleh bermacam-macam tanda baca.
1. Kalimat pernyataan (Deklaratif)
Contoh:
Ø Pemerintah menaikkan harga BBM.
Ø Karena BBM naik bahan pokok juga naik.
Ø Tahun ini, ada pertukaran pelajar.
Ø Pertunjukan teater akan segera dimulai.
Ø Besok kita akan mempresentasekan makalah
ini.
2. Kalimat pertanyaan (Introgatif)
Contoh:
Ø Apa yang sedang kamu lakukan?
Ø Kapan kamu kembali ke asrama?
Ø Mengapa kamu selalu terlambat?
Ø Berapa harga buku ini?
Ø Bagaimana kehidupan masyarakat
pedalaman?
Ø Di mana letak toko buku Al-Fatih?
Ø Dari mana kamu mendapatkan majalah ini?
3. Kalimat perintah (Imperatif)
Contoh:
Ø Jangan buang sampah disembarang tempat!
Ø Buanglah sampah pada tempatnya!
Ø Dilarang merokok di tempat ini!
Ø Jangan menyentuh pakaian itu!
Ø Buang semua pikiran negatifmu!
Ø Dengarkan dengan seksama!
Ø Dilarang belok kiri langsung!
4. Kalimat seruan (Eksklamatif)
Contoh:
Ø Subhanallah, cantiknya!
Ø Nah, dia sudah datang!
Ø Penampilanmu hari ini, jauh lebih
menarik!
F.
Kalimat Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca sepertiapa yang ada dalam
pikiran pembicara atau penulis. Dengan kata lain, kalimatefektif adalah
kalimat yangmenyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima
pembaca.
Jadi, yang dimaksud dengan kalimat yang efektif adalah kalimat yang
memenuhi syarat-syarat berikut:
(1) Secara tepat dapat mewakili perasaan
atau gagasan pembicara atau penulis. Misalnya, sang pembicara bercerita tentang
pengalamannya di suatu tempat.
(2) Sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis. Misalnya, ketika penulis menceritakan kisahnya dalam
tulisnnya. Ketika para pembaca, membaca buku tersebut. Maka orang yang
membacanya ikut merasakan apa yang dirasakan oleh sang penulis.
Bila kedua syarat ini terpenuhi, maka
tidak mungkin akan terjadi salah paham antara mereka yang terlibat dalam
komunikasi.
Adapun ciri-ciri kalimat yang efektif,
sebagai berikut:
1. Kesatuangagasan
Contoh:
ü Perkembangan prestasi di kelas PBA 1-2 semakin meningkat.
ü Masyarakat Indonesia mulai mengertibetapa pentingnya
pendidikan bagi masa depan bangsa.
2. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran
(gagasan) dengan struktur kalimat. Untuk menghasilkan kalimat yang mengandung
kesepadanan, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
·
Kalimat
memiliki subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan subjek dan predikat
suatu kalimat, tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek
dan predikat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan seperti di,
dalam, bagi, untuk, pada, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
Ø Di
kamar Andi sangat kotor sehingga harus dibersihkan oleh ibunya. (Salah)
ü Kamar Andi sangat kotor sehingga harus
dibersihkan oleh ibunya. (Benar)
Ø Untuk
Erni mendapatkan surat undangan dari Dewi. (Salah)
ü Erni mendapatkan surat undangan dari
Dewi. (Benar)
Ø Bagi
semua mahasiswa baru wajib mengikuti Program PIBA. (Salah)
ü Semua mahasiswa baru wajib mengikuti
program PIBA. (Benar)
·
Kata
penghubung intrakalimat[1]
tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
Ø Ririn capek. Sehingga dia
istirahat.
ü Ririn capek sehingga dia
istirahat.
Ø Takbir membaca majalah. Tentang pengaruh
globalisasi bagi Indonesia.
ü Takbir membaca majalah tentang
pengaruh globalisasi bagi Indonesia.
·
Predikat
kalimat tidak didahului kata yang.
Contoh:
Ø Kami yang berasal dari Maluku.
ü Kami berasal dari Maluku.
Ø Alif yang tinggal bersama orang
tuanya.
ü Alif tinggal bersama orang tuanya.
Ø Saya dan teman-teman yang belajar
bahasa Indonesia kemarin.
ü Saya dan teman-teman belajar bahasa
Indonesia kemarin.
·
Subjek
tidak ganda
Contoh:
Ø Pembuatan makanan ini saya diajari oleh
Alika.
ü Dalam membuat makanan ini, saya diajari
oleh Alika.
3. Kesejajaran
Kesejajaran
adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan dalam kaliamat.
Contoh:
Ø Arifal memetiki mangga.
ü Arifal memetik magga.
4. Kehematan
Hemat berarti tidak boros atau terlalu
banyak memakai kata.
Contoh:
Ø Kamu akan sakit apabila kamu sering
tidak sarapan dan telat makan.
ü Kamu akan sakit apabila telat makan.
Ø Fitrah sudah terlambat datang ke
sekolah.
ü Fitrah terlambat ke sekolah.
5. Kelogisan
Logis
berarti dapat diterima akal sehat.
Contoh:
Ø Menurut penglihatan manusia, bumi itu
berbentuk persegi.
ü Menurut penelitian, bumi itu bulat.
Ø Menurut teori Darwin, nenek
moyang manusia berasal dari kera.
ü Manusia berasal dari manusia.
6. Kecermatan
Maksudnya
adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pemilihan
katanya.
Contoh:
ü Minyak zaitun mengandung zat-zat yang
dapat mencegah kanker kulit.
ü Gigitan nyamuk menyebabkan rasa gatal.
7. Kebervariasian
Contoh:
ü Perhatian dan kasih sayang dari orang
tua dibutuhkan anak.
ü Kasih sayang Allah tidak terbatas untuk
hambanya.
ü Murid membutuhkan bimbingan, pembinaan,
dan arahan dari seorang guru.
8. Ketegasan
Ketegasan
dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide pokok.
Contoh:
ü Khamar dapat
menyebabkan kematian.
ü Mencegah lebih baik daripada
mengobati.
ü Kucing itu tidak berbahaya.
9. Ketepatan
Contoh:
ü Posisi ke tujuh korban, saat ditemukan
warga dan aparat kepolisian, berada dalam satu ruangan.
10. Kebenaran struktur
Contoh:
ü Kota tempat dia lahir kini hancur karena
tsunami.
ü Ibu selalu khawatir pada anak-anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Hafsari
Wijayanti, Sri, dkk. 2013. Bahasa
Indonesia; Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
Syahruddin,
dkk. 2011. Mari Berbahasa Indonesia yang
Baik dan Benar; Untuk Mahasiswa dan Umum. Makassar: CV. Permata Ilmu.
Keraf,
Gorys. 1970. Komposisi. Jakarta: Nusa
Indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar