ALIRAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Religius-Konservatif (al-Diniy al-Muhafidz)
Aliran
ini dalam bergumul dengan persoalan pendidikan cenderung bersikap murni
keagamaan. Mereka memaknai ilmu dengan pengertian sesmpit, yakni hanya mencakup
ilmu-ilmu yang dibutuhkan sekarang (hidup di dunia) yang jelas-jelas akan
membawa manfaat kelak di akhirat.
Religius-Rasional (al-Diniy al-‘Aqlaniy)
Bagi kalangan religius-rasional, persoalan pendidikan cenderung
disikapi secara rasional-filosofis. Karena hal tersebut merupakan entry
point bagi mereka yang hendak mengkaji strategi atau program pendidikan.
Kecenderungan rasional-filosofis itu secara eksplisit terungkap dalam rumusan
mereka tentang ilmu dan belajar yang jauh berbeda dengan rumusan kalangan
tradisionalis-tekstualis. Aliran religius-rasional banyak membangun
konsep-konsepnya dari pemikiran falsafah Yunani dan berusaha menyelaraskan
pemikiran tersebut dengan pandangan dasara dan orientasi keagamaan.
3. Pragmatis-Instrumental
(al-Dzarai’i)
Muhammada Jawwad Ridla, Ibn Khaldun adalah
tokoh satu-satunya dari aliran ini, karena pemikirannya lebih banyak bersifat
pragmatis dan lebih berorientasi pada aplikasi praktis. Secara ringkas biasa dikatakan
bahwa alliran pragmatis yang digulirkan oleh Ibn Khaldun merupakan wacana baru
dalam pemikiran pendidikan Islam. Bila kalangan koservatif mempersempit ruang
lingkup “sekuler” di hadapan rasionalitas Islam dan mengaitkannya secara kaku
dengan pemikiran atau warisan salaf, sedang kalangan rasionalis dalam sistem
pendidikannya berpikiran idealistik sehingga memasukkan semua disiplin ilmu
yang dianggap substantif bernilai. Maka Ibn Khaldun mengakomodir ragam keilmuan
yang nyata terkait dengan kebutuhan langsung manusia, baik berupa kebutuhan
spiritual-rohaniah maupun kebutuhan material. Meskipun demikian, Ibn Khaldun
sejalan dengan kalangan rasionalis dalam hal penngakuan rasio (al-‘aql)
atau daya piker (al-fikr).
4.
Aliran Progressivisme
Aliran Progressivisme adalah aliran yang berbicara tentang hakikat
manusia, dan inti ajarannya adalah tentang minat dan kebebasan dalam teori
pengetahuan. Aliran ini sangat berpengaruh dalam abad ke-20. Pengaruhnya sangat
terasa diseluruh dunia, terutama di Amerika Serikat.
5. Aliran
esensialisme
Aliran esensialisme adalah aliran
yang berpendapat bahwa hal-hal yang esensial dari pengalaman manusia yang
memiliki nilai untuk dibbimbing. Semua manusia dapat mengenal hal-hal yang
esensial, apabila ia berpendidikan.
6.
Aliran perennialisme
Aliran perennialisme adalah aliran yang berpegang pada nilai-nilai
dan norma-norma yang bersifat kekal abadi. Aliran ini memandang bahwa betapa
pentingnya pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modern
ini kepada kebudayaan masa lampau, karena pendidikan dianggap cukup ideal dan
telah teruji ketangguhannya.
7.
Aliran rekonstruksionalisme
Dalam
filsafat, aliran ini berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling
mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia. Untuk
mencapai tujuan tersebut, aliran rekonstruksionalisme berusaha mencari
kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata
kehidupan manusia dalam suatu tatanan baru seluruh lingkungannya. Karena itu,
melalui lembaga dan proses pendidikan, rekonstruksionalisme ingin “merombak
tata susunan lama, dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali
baru”.
8.
Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran
yang memandang segala gejala dengan berpangkal kepada eksistensi. Dengan
demikian, eksistensialisme pada hakikatnya bertujuan mengembalikan keberadaan
umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Abd.
Rachman. 2013. “Aliran Pemikiran Pendidikan Islam hadharah .......Keilmuan
Tokoh Klasik sampai Modern”. Depok. Rajawali pers.
Wello, Abd.
Malik. 2011. “Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Islam”. Samata.
.......Alauddin University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar