Kamis, 18 Desember 2014

ALIRAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM


ALIRAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM



Religius-Konservatif (al-Diniy al-Muhafidz)
Aliran ini dalam bergumul dengan persoalan pendidikan cenderung bersikap murni keagamaan. Mereka memaknai ilmu dengan pengertian sesmpit, yakni hanya mencakup ilmu-ilmu yang dibutuhkan sekarang (hidup di dunia) yang jelas-jelas akan membawa manfaat kelak di akhirat.
  Religius-Rasional (al-Diniy al-‘Aqlaniy)
Bagi kalangan religius-rasional, persoalan pendidikan cenderung disikapi secara rasional-filosofis. Karena hal tersebut merupakan entry point bagi mereka yang hendak mengkaji strategi atau program pendidikan. Kecenderungan rasional-filosofis itu secara eksplisit terungkap dalam rumusan mereka tentang ilmu dan belajar yang jauh berbeda dengan rumusan kalangan tradisionalis-tekstualis. Aliran religius-rasional banyak membangun konsep-konsepnya dari pemikiran falsafah Yunani dan berusaha menyelaraskan pemikiran tersebut dengan pandangan dasara dan orientasi keagamaan.
3.      Pragmatis-Instrumental (al-Dzarai’i)
Muhammada Jawwad Ridla, Ibn Khaldun adalah tokoh satu-satunya dari aliran ini, karena pemikirannya lebih banyak bersifat pragmatis dan lebih berorientasi pada aplikasi praktis. Secara ringkas biasa dikatakan bahwa alliran pragmatis yang digulirkan oleh Ibn Khaldun merupakan wacana baru dalam pemikiran pendidikan Islam. Bila kalangan koservatif mempersempit ruang lingkup “sekuler” di hadapan rasionalitas Islam dan mengaitkannya secara kaku dengan pemikiran atau warisan salaf, sedang kalangan rasionalis dalam sistem pendidikannya berpikiran idealistik sehingga memasukkan semua disiplin ilmu yang dianggap substantif bernilai. Maka Ibn Khaldun mengakomodir ragam keilmuan yang nyata terkait dengan kebutuhan langsung manusia, baik berupa kebutuhan spiritual-rohaniah maupun kebutuhan material. Meskipun demikian, Ibn Khaldun sejalan dengan kalangan rasionalis dalam hal penngakuan rasio (al-‘aql) atau daya piker (al-fikr).
4.      Aliran Progressivisme
Aliran Progressivisme  adalah aliran yang berbicara tentang hakikat manusia, dan inti ajarannya adalah tentang minat dan kebebasan dalam teori pengetahuan. Aliran ini sangat berpengaruh dalam abad ke-20. Pengaruhnya sangat terasa diseluruh dunia, terutama di Amerika Serikat.
5.      Aliran esensialisme
Aliran esensialisme adalah aliran yang berpendapat bahwa hal-hal yang esensial dari pengalaman manusia yang memiliki nilai untuk dibbimbing. Semua manusia dapat mengenal hal-hal yang esensial, apabila ia berpendidikan.
6.      Aliran perennialisme
Aliran perennialisme adalah aliran yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi. Aliran ini memandang bahwa betapa pentingnya pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan masa lampau, karena pendidikan dianggap cukup ideal dan telah teruji ketangguhannya.
7.      Aliran rekonstruksionalisme
Dalam filsafat, aliran ini berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut, aliran rekonstruksionalisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan baru seluruh lingkungannya. Karena itu, melalui lembaga dan proses pendidikan, rekonstruksionalisme ingin “merombak tata susunan lama, dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru”.
8.      Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran yang memandang segala gejala dengan berpangkal kepada eksistensi. Dengan demikian, eksistensialisme pada hakikatnya bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya. 





DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Abd. Rachman. 2013. “Aliran Pemikiran Pendidikan Islam hadharah .......Keilmuan Tokoh Klasik sampai Modern”. Depok. Rajawali pers.
Wello, Abd. Malik. 2011. “Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Islam”. Samata. .......Alauddin University Press.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar