Kamis, 18 Desember 2014

PENGERTIAN KALIMAT DAN USUR-UNSUR KALIMAT



A.   Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang mengungkapakan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, tuturan diucapkan dengan nada naik-turun, keras-lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru, kadangkala di tengah-tengahnya terdapat tanda baca lain, seperti titik dua, titik koma, dan tanda pisah. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru dalam bahasa tulis sepadan dengan intonesi akhir dalam bahasa lisan, sedangkan tanda baca lain dalam bahasa tulis sepadan dengan jeda bahasa lisan.
Sekurang-kurangnya, kalimat itu memiliki subjek dan predikat. Namun, dalam sebuah kalimat terkadang predikat terikat dengan objek. Karena tanpa objek dalam kalimat tersebut, predikat kurang dimengerti maksudnya.
            Contoh:     Alika mengantar ibunya ke pasar.
                                 S             P            O           K
           
Yang dapat dihilangkan dari kalimat tersebut adalah ke pasar, sedangkan yang lain tidak. Predikat mengantar membutuhkan objek (siapa yang diantar?), dan objek tersebut tidak dapat dihilangkan.Dengan demikian, kalimat yang tidak dapat diterima (ditandai dengan *) dan yang dapat diterima adalah sebagai berikut:
a.       Amanda mengantar.*
b.      Amanda mengantar ke rumah sakit.*
c.       Amanda mengantar ibunya.
Kalau tidak memiliki unsure subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti itu bukanlah kalimat.Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frase. Inilah yang membedakan antar kalimat dan frase.
Oleh karena itu, kalimat merupakan suatu rentetan kata yang kata-kata itu berfungsi sebagai subjek dan predikat.
Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu:
a)      Kaimat-kalimat yang berpredikat kata kerja; dan
b)      Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari, kalimat yang berpredikat kata kerja lebih besar jumlahnya dari pada kalimat yang berpredikat bukan kata kerja. Hal ini membantu kita dengan mudah untuk menentukan predikat sebuah kalimat. Oleh sebab itu, kalau ada kata kerja dalam suatu untaian kalimat, kata kerja itu dicadangkan sebagai predikat dalam kalimat itu.
Contoh:
                        Kaki Lisa digigit anjing di sawah.
                        Subjek dalam kalimat tersebut adalah Lisa.
                        Kata kerja dalam kalimat ini adalah digigit.
                        Kata digigit adalah predikat dalam kalimat.
                        Objek dalam kalimat tersebut adalah kakinya Lisa.
Dan di sawah adalah penjelas atau keterangan dalam kalimat tersebut.
Contoh di atas adalah kalimat yang sempurna, walaupun tidak berurutan sesuai SPOK.
Contoh lainnya adalah:
                        Pohon itu ditebang oleh tukangkayu.
                        Kata kerjanya ialah ditebang.
                        Dan predikatnya adalah ditebang.
Dengan adanya predikat tersebut kita bisa mengetahui subjek dan objek dalam kalimat tersebut. Dengan cara bertanya, seperti berikut:
            Apa yang ditebang?
            Siapa  yang menebang?
Jawaban dari kedua pertanyaan tersebut adalah pohon itu.
            B. Unsur-Unsur Kalimat
            Di samping subjek dan predikat, kalimat memiliki unsur pelengkap, objek, dan keterangan, yang bersifat tidak wajib.
1.      Subjek           
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan.
Contoh:
a.       Lono sedang mandi
b.      Ibu Budi marah
c.       Menonton hobi Rudi
Adapun ciri-ciri Subjek adalah sebagai berikut:
1.      Dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan yang menggunakan Apa/Siapa (yang).... dengan predikat sebagai tumpuan.
Contoh:
a.       Siapa yang mandi? (Jawabnya) Lono, (subjek: Lono)
b.      Siapa yang marah? (Jawabnya) Ibu Budi, (subjek: Ibu Budi)
c.       Apa hobi Rudi? (Jawabnya) Menonton, (subjek: menonton)
2.      Disertai kata penunjuk itu.
Contoh:
Mahasiswa itu rajin
3.      Didahului kata  bahwa
Contoh:
Bahwa mahasiswa itu rajin
4.      Tidak didahului kata depan.
Contoh:
a.      Bagi masyarakat yang sudah mengambil nomor antrian dapat duduk kembali. (salah)
b.        Bagi yang sudah mengambil nomor antrian dapat duduk kembali. (benar)
5.      Ditandai dengan keterangan yang
Contoh:
Buku yang dipinjam Andi hilang.
2.      Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh subjek.
Contoh:
a.       Ahmad bermain
b.      Ahmad sedang bermain
c.       Ahmad bermain dengan tiga orang temannya
Adapun ciri-ciri dari Predikat adalah sebagai berikut:
1.      Dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan apa dan  bagaimana subjek.
Contoh:
Pelajaran bahasa arab itu disukai.
(Bagaimana pelajaran bahasa arab itu? Jawabnya disukai, maka disukai adalah perdikat)
2.      Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan. Tidak diikuti bentuk verba atau adjektiva, sedangkan bukan diikuti nomina.
Contoh:
a.       Sinta tidak  kecewa ketika dia kalah.
b.      Jono bukan dokter, melainkan pasien.
3.      Jika subjek kalimat panjang sehinggan batas antara subjek dan predikat tidak jelas, predikat tersebut dapat didahului adalah, ialah atau merupakan.
Contoh:
Salah satu penyebab adanya krisis moral adalah  karena maraknya budaya barat yang masuk ke negeri kita.
4.      Dapat didahului akan, sudah, sedang, selalu, atau  hampir
Contoh:
Kita akan berangkat ke Jakarta besok pagi.
5.      Dapat didahului sebaiknya, seharusnya atau seyogyanya
Contoh:
Kamu sebaiknya memperbaiki akhlakmu
3.      Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi kata kerja sebagai hasil perbuatan yang dikenai perbuatan yang menerima atau yang diuntungkan oleh perbuatan.
Contoh:
Riko memukul Anjing
      O
            Adapun ciri-ciri dari objek adalah sebagai berikut:
1.      Berkategori nomina(N) atau frasa nomina(FN)
Contoh:
Yusuf mengerjakan PR-nya
                                    O-N

2.      Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Contoh:
a.       Kucing memakan ikan
b.      Ikan dimakan kucing
3.      Tidak didahului kata depan.
Contoh:
a.       Yahya pergi ke sekolah dengan jalan kaki. (objek didahului dengan)
b.      Yahya pergi ke sekolah jalan kaki. (objek tidak didahului dengan)
4.      Pelengkap
Pelengkap (Pel) berbeda dengan objek. Pelengkap tidak dapat menjadi subjek jika kalimat dipasifkan. Predikat yang diikuti pelengkap adalah kata yang berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus, seperti merupakan, berdasarkan dan menjadi.
Contoh:
Orang muslim berakhlak berlandaskan Al-Qur’anul karim
Adapun ciri-ciri pelengkap adalah sebagai berikut:
1.      Berkategori nomina (N), frasa nomina (FN), adjektiva (Adj), frasa adjektival (FAdj), frasa verbal (FV), frasa preposisi (FPrep).
Contoh:
Allah melaknat orang-orang munafik
2.      Berada langsung dibelakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang objek jika unsur ini hadir.
Contoh:
Risma melempar Rani batu.
3.      Tidak dapat dijadikan huruf pasif.
Contoh:
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam
4.      Keterangan
Keterangan (K) adalah bagian kalimat yang bukan merupakan inti kalimat. Fungsinya dalah untuk meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat.
Contoh:
Dinda mandi di sore hari
                             K

Adapun ciri-ciri dari keterangan adalah sebagai berikut:
1.      Dapat berpindah posisi di awal, di tengah atau di akhir kalimat.
Contoh:
a.       Asri belajar dengan bersungguh-sungguh.
b.      Asri dengan bersungguh-sungguh belajar.
c.       Dengan bersungguh-sungguh Asri belajar.
2.      Dapat berupa keterangan tambahan.
Contoh:
Toni, yang tertabrak kemarin, adalah anak Bapak Riko.




DAFTAR PUSTAKA

Hafsari Wijayanti, Sri, dkk. 2013. Bahasa Indonesia; Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
Syahruddin, dkk. 2011. Mari Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar; Untuk Mahasiswa dan Umum. Makassar: CV. Permata Ilmu.
Keraf, Gorys. 1970. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar