Kamis, 18 Desember 2014

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN BERBAGAI IMPLIKASINYA



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Bahwa manusia adalah makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang. Ia mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, makaselama itulah pendidikan masih berjalan terus.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus berlangsung selamanya untuk situasi baru.
Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian ynag ditinjau dari segi dasar teoritis/religios dan dasar yuriditisnya.
1.      Dasar Teoritis/Religios
   Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosofi dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya: "An Introduction to Life Long Education". Oleh karena itu, pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir. Konsep pendidikan yang tidak terbatas  ini juga telah lama diajarkan oleh islam, sebagaimana dinyatakan oleh hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya " tuntutlah ilmu mulai buaian sampai ke liang lahat.
2.      Dasar Yuriditis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan Negara yaitu melalui:
a)      Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO.IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional antara lain:
-          Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia ( Arah Pembangunan Jangka Panjang).
-          Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksankan dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Kerana itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah ( Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).
b)      UU No.2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut:
"Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan manndiri, dan selain itu memiliki moral yang sehat serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".
c)      Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 penegasan tentang pendidikan seumur hidup dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi: "Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan ketermpilan".
B.  Pendidikan Seumur Hidup dalam Berbagai Macam Perspektif
Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education adalah sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beragai aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:
a)      Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau long life education akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill).
b)      Tinjauan Ekonomis
Melalui pendidikan, merupakan cara paling efktif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkinkan seseorang untuk:
a.       Meningkatkan produktifitasnya.
b.      Memelihara serta mengembangkan dari sumber-sumber daya apapun dimilikinya.
c.       Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan.
d.      Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat. Sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
c)      Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di Negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyaknya para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, puts sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian pendidikan seumur hidup kepada orang akan merupakan solusi dari masalah tersebut.
d)     Tinjaun Filosofis
Di Negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak memilih dan memahamifungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.

e)      Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yamg dihasilkannya. Semua orang tak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di Negara maju. Dunia dilanda eksplosit oleh ilmu pengetahuan dan teknologi para sarjana, teknisi, dan dan pemimpin di Negara berkembang perlu memperbaharui pengetahuan dan keterampilan mereka, seperti yang dilakukan oleh para sejawat mereka di Negara mereka yang maju.
f)       Tinjauan Psikologi dan Paedagogis
Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu, perkembangan tersebut juga makin luas, dalam dan kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak-anak didik yang ada disekolah masing-masing.
Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dlam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang baik dan merupakan kondisi yang pantas  merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hiup.
C.  Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup
            Pendidikan seumur hidup pada program pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh W.P. Guruge, dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam enam kategori, sebagai berikut :         
1. Pendidikan baca tulis fungsional
            Realisasi baca tulis fungsional memuat dua hal, yaitu :
a.       Memberikan kecakapan membaca, menulis, mnghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
b.      Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut     kecakapan yang telah dimilkinya.
2. Pendidikan vokasional
            Pendidikan voksional adalah program pendidikan di luar sekolah bagi anak-anak di luar batas usia.
3. Pendidkan profesional
            Pendidikan dalam upaya mencetak golongan profesional yang mampu mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan.
4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
            Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan.
5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
            Pendidikan dalam upaya penguasaan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga negara.
6. Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang
            Pendidikan dalam upaya menciptakan masyarakat yang mampu memahami dan menghargai nilai-nilai agama, sejarah, kesusastraan, filsafat hidup, seni dan musik bangsa sendiri.
            Sementara itu konsep life long education ini pada sasaran pendidikan, dalam enam kategori yang meliputi :
1.      Para buruh dan petani
2.      Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolah
3.      Para pekerja yang berketerampilan
4.      Golongan teknisi dan profesional
5.      Para pemimpin dalam asyarakat
6.      Golongan masyarakat yang sudah tua
D.  Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup
            Tokoh-tokoh penganjur life long education mengembangkan sejumlah argumentasi yang berbeda. Adapun hal yang mendasari perlunya pendidikan seumur hidup, yaitu :
1. Pertimbangan ekonomi
            Pengakuan adanya hubungan antara pendidikan dan ekonomi serta kemajuan personal dan kehidupan sosial yang berurutan, akan melengkapi argumentasi ekonomi lebih jauh untuk mengadakan perubahan radikal organisasi  pendidikan. Masih banyaknya masyrakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
2. Keadilan
            Tuntutan akan adanya persamaan serta kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan terus diagungkan, bahkan untuk indonesia diatur sedemikian rupa di dalam UUD 1945, seperti tertuang pada pasal 31 ayat (1) :
" Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran  "
3. Faktor peranan keluarga
            coleman dalam " Review of Education Research ". Mengemukakan, keluarga berfungsi sebagai sentral sumber pendidikan pada waktu yang silam. Dia juga mengemukakan bahwa situasi ini sekarang telah berubah sehingga keluarga sedikit berkurang peranannya bahkan akan menghilang dalam mendidik anak-anak.
4. Faktor perubahan peranan sosial
            Anak-anak secara tradisional harus disekolahkan, sedangkan orang dewasa tidak demikian. Namun, untuk kondisi sekarang sulit memisahkan kenyataan seperti itu, misalnya seorang pemuda berumur 18 tahun sudah kawin dan bekerja, sedangkan seorang dewasa berumur 30 tahun masih berstudi. Dengan demikian, tentu saja diperlukan konsep pendidikan dan perluasan rentangan usia yang ditampung di dalam pendidikan yang akan membawa pada perubahan-perubahan.
5. Perubahan teknologi
            Pertumbuhan teknologi  mengakibatkan meningkatnya persediaan informasi, mengubah sifat-sifat pekerjaan, meningkatkan urbanisasi, keberhasilan bidang kesehtan yang berakibat meningkatnya usia harapan hidup bidang kesehatan, semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat keduniaan dan materialisme menjiwai nilai-nilai budaya dan spritual, serta berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia yang satu dengan yang lainnya karena perkembangan teknologi yang begitu cepat.
6. Faktor-faktor vocational
            Ada beberapa alasan yang menyatakan bahwa salah satu unsur kejujuran di masa mendatang akan mengalami perubahan, yakni keterampilan kejuruan yang cepat laku dan terjadinya perubahan yang tidak pada generasi mendatang, tetapi pada generasi sekarang pula. Dengan demikian, anak didik  perlu diberikan kemampuan untuk mereaksi secara positif terhadap perubahan yang terjadi di zaman sekarang ini.
7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
            Sistem pendidikan diupayakan diorganisasi sedemikian rupa untuk membantu belajar masa dewasa di berbagai tingkatan masyarakat.
8. Kebutuhan anak-anak awal
            Kelompk usia anak-anak awal merupakan kelompok umum kedua di luar masa persekolahan yang normalnya tersedia.
E.  Strategi Pendidikan Seumur Hidup
            Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diinvertarisir Prof. Soelaiman Joesoef, dikenal adanya empat macam konsep meliputi hal-hal berikut :
1. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
            Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan dan pengalaman-pengalaman yang ada di dalam pendidikan.
2. Konsep belajar seumur hidup
            Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar. Istilah ini disebut kegiatan tanpa organisasi.
3. Konsep belajar seumur hidup
            Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
4. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
            Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip seumur hidup betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
F. Arah Pendidikan Seumur Hidup
a. Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
            Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat "Self Interest" yang merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja.
b. Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan karena anak akan menjadi "tempat awal" bagi orang dewasa, artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang besar bagi pembangunan masa dewasa. Dan pada giliran masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimplan, sebagai berikut:
-          Konsep pendidikan seumur hidup erat kaitannya dengan paham tentang waktu berlangsungnya pendidikan.
-          Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.
-          Pendidikan seumur hidup mencakup berbagai perspektif.
B.  Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah hendaknya setiap pembahasan diberikan berbagai macam contoh agar pembaca tidak hanya memahami teori serta memberikan pemahaman singkat dan jelas.










DAFTAR PUSATAKA
-          Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
-          Mudyahardjo, Redja. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
-          Sabri, Alisu Drs.H.M. Ilmu Pendidikan. Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999.
                       





DASAR-DASAR PENDIDIKAN
"PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN BERBAGAI IMPLIKASINYA"
KELOMPOK V :
AFRIANI
RISKA AMALIAH
SITTI FAUZIAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAK. TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN
2013-2014


 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar