BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Pendidikan Seumur Hidup
Bahwa manusia
adalah makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang. Ia mencapai suatu kehidupan
yang optimal. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik
dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun
keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, makaselama itulah pendidikan
masih berjalan terus.
Pendidikan
sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang
hidup dalam dunia transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling
mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia
dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus berlangsung selamanya
untuk situasi baru.
Pembahasan
tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian ynag
ditinjau dari segi dasar teoritis/religios dan dasar yuriditisnya.
1.
Dasar Teoritis/Religios
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada
mulanya dikemukakan oleh filosofi dan pendidik Amerika yang sangat terkenal
yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya:
"An Introduction to Life Long Education". Oleh karena itu, pendidikan
terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah
berakhir. Konsep pendidikan yang tidak terbatas
ini juga telah lama diajarkan oleh islam, sebagaimana dinyatakan oleh
hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya " tuntutlah ilmu mulai buaian sampai
ke liang lahat.
2.
Dasar Yuriditis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan
melalui kebijakan Negara yaitu melalui:
a)
Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO.IV/MPR/1978 tentang GBHN
menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional antara lain:
-
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia ( Arah Pembangunan
Jangka Panjang).
-
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksankan dalam keluarga
(rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Kerana itu, pendidikan adalah tanggung
jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah ( Bab IV GBHN Bagian
Pendidikan).
b)
UU No.2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut:
"Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan manndiri, dan selain itu memiliki moral yang sehat serta tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".
c)
Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 penegasan tentang pendidikan seumur
hidup dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi: "Penyelenggaraan
pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai
moral dan ketermpilan".
B. Pendidikan
Seumur Hidup dalam Berbagai Macam Perspektif
Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education
adalah sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beragai aspek, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a)
Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau long life education akan
memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan
hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak
sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan
keterampilannya (skill).
b)
Tinjauan Ekonomis
Melalui pendidikan, merupakan cara paling efktif untuk keluar dari
suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan
seumur hidup dalam konteks ini memungkinkan seseorang untuk:
a.
Meningkatkan produktifitasnya.
b.
Memelihara serta mengembangkan dari sumber-sumber daya apapun
dimilikinya.
c.
Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan
menyenangkan.
d.
Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara
tepat. Sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
c)
Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di
Negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyaknya para orang tua yang
kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh
karena itu, anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, puts
sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian pendidikan seumur
hidup kepada orang akan merupakan solusi dari masalah tersebut.
d)
Tinjaun Filosofis
Di Negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari
pentingnya hak memilih dan memahamifungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.
e)
Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh
eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yamg
dihasilkannya. Semua orang tak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan
sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya
seperti apa yang terjadi di Negara maju. Dunia dilanda eksplosit oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi para sarjana, teknisi, dan dan pemimpin di Negara
berkembang perlu memperbaharui pengetahuan dan keterampilan mereka, seperti
yang dilakukan oleh para sejawat mereka di Negara mereka yang maju.
f)
Tinjauan Psikologi dan Paedagogis
Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar
terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu,
perkembangan tersebut juga makin luas, dalam dan kompleks, yang menyebabkan
ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak-anak didik
yang ada disekolah masing-masing.
Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang
ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam
diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak
didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dlam masyarakat yang cenderung
berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi
yang baik dan merupakan kondisi yang pantas
merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hiup.
C.
Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur
hidup pada program pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh W.P. Guruge, dalam
garis besarnya dapat dikelompokkan dalam enam kategori, sebagai berikut :
1. Pendidikan
baca tulis fungsional
Realisasi baca tulis fungsional
memuat dua hal, yaitu :
a. Memberikan
kecakapan membaca, menulis, mnghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
b. Menyediakan
bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilkinya.
2. Pendidikan
vokasional
Pendidikan voksional adalah program
pendidikan di luar sekolah bagi anak-anak di luar batas usia.
3. Pendidkan
profesional
Pendidikan dalam upaya mencetak
golongan profesional yang mampu mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan.
4. Pendidikan
ke arah perubahan dan pembangunan
Pendidikan bagi anggota masyarakat
dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan
pembangunan.
5. Pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Pendidikan dalam upaya penguasaan
pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga negara.
6. Pendidikan
kultural dan pengisian waktu senggang
Pendidikan dalam upaya menciptakan
masyarakat yang mampu memahami dan menghargai nilai-nilai agama, sejarah,
kesusastraan, filsafat hidup, seni dan musik bangsa sendiri.
Sementara itu konsep life long
education ini pada sasaran pendidikan, dalam enam kategori yang meliputi :
1. Para buruh dan
petani
2. Golongan remaja
yang terganggu pendidikan sekolah
3. Para pekerja
yang berketerampilan
4. Golongan
teknisi dan profesional
5. Para pemimpin
dalam asyarakat
6. Golongan
masyarakat yang sudah tua
D.
Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup
Tokoh-tokoh penganjur life long education mengembangkan sejumlah
argumentasi yang berbeda. Adapun hal yang mendasari perlunya pendidikan seumur
hidup, yaitu :
1. Pertimbangan
ekonomi
Pengakuan adanya hubungan antara
pendidikan dan ekonomi serta kemajuan personal dan kehidupan sosial yang
berurutan, akan melengkapi argumentasi ekonomi lebih jauh untuk mengadakan
perubahan radikal organisasi pendidikan.
Masih banyaknya masyrakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
2. Keadilan
Tuntutan akan adanya persamaan serta
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan terus diagungkan, bahkan untuk
indonesia diatur sedemikian rupa di dalam UUD 1945, seperti tertuang pada pasal
31 ayat (1) :
" Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran "
" Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran "
3. Faktor
peranan keluarga
coleman dalam " Review of
Education Research ". Mengemukakan, keluarga berfungsi sebagai sentral
sumber pendidikan pada waktu yang silam. Dia juga mengemukakan bahwa situasi
ini sekarang telah berubah sehingga keluarga sedikit berkurang peranannya
bahkan akan menghilang dalam mendidik anak-anak.
4. Faktor
perubahan peranan sosial
Anak-anak secara tradisional harus
disekolahkan, sedangkan orang dewasa tidak demikian. Namun, untuk kondisi
sekarang sulit memisahkan kenyataan seperti itu, misalnya seorang pemuda
berumur 18 tahun sudah kawin dan bekerja, sedangkan seorang dewasa berumur 30
tahun masih berstudi. Dengan demikian, tentu saja diperlukan konsep pendidikan
dan perluasan rentangan usia yang ditampung di dalam pendidikan yang akan
membawa pada perubahan-perubahan.
5. Perubahan
teknologi
Pertumbuhan teknologi mengakibatkan meningkatnya persediaan
informasi, mengubah sifat-sifat pekerjaan, meningkatkan urbanisasi,
keberhasilan bidang kesehtan yang berakibat meningkatnya usia harapan hidup
bidang kesehatan, semakin banyaknya tersedia kekayaan materi yang berakibat
keduniaan dan materialisme menjiwai nilai-nilai budaya dan spritual, serta
berakibat pula kerenggangan dan keterasingan manusia yang satu dengan yang
lainnya karena perkembangan teknologi yang begitu cepat.
6.
Faktor-faktor vocational
Ada beberapa alasan yang menyatakan
bahwa salah satu unsur kejujuran di masa mendatang akan mengalami perubahan,
yakni keterampilan kejuruan yang cepat laku dan terjadinya perubahan yang tidak
pada generasi mendatang, tetapi pada generasi sekarang pula. Dengan demikian,
anak didik perlu diberikan kemampuan
untuk mereaksi secara positif terhadap perubahan yang terjadi di zaman sekarang
ini.
7.
Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
Sistem pendidikan diupayakan
diorganisasi sedemikian rupa untuk membantu belajar masa dewasa di berbagai
tingkatan masyarakat.
8. Kebutuhan
anak-anak awal
Kelompk usia anak-anak awal
merupakan kelompok umum kedua di luar masa persekolahan yang normalnya
tersedia.
E.
Strategi Pendidikan Seumur Hidup
Adapun strategi dalam rangka
pendidikan seumur hidup sebagaimana diinvertarisir Prof. Soelaiman Joesoef,
dikenal adanya empat macam konsep meliputi hal-hal berikut :
1. Konsep
pendidikan seumur hidup itu sendiri
Sebagaimana suatu konsep, maka
pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan dan pengalaman-pengalaman yang ada di dalam
pendidikan.
2. Konsep
belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur hidup
berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk
belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu
belajar. Istilah ini disebut kegiatan tanpa organisasi.
3. Konsep
belajar seumur hidup
Belajar seumur hidup dimaksudkan
adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup,
melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan
terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima
tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar
baru.
4. Kurikulum
yang membantu pendidikan seumur hidup
Dalam konteks ini, kurikulum didesain
atas dasar prinsip seumur hidup betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup
yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
F. Arah
Pendidikan Seumur Hidup
a. Pendidikan
seumur hidup kepada orang dewasa
Sebagai generasi penerus, para
pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka
pemenuhan sifat "Self Interest" yang merupakan tuntunan hidup
sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada
umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja.
b. Pendidikan
seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi
anak merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan karena
anak akan menjadi "tempat awal" bagi orang dewasa, artinya dengan
segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi
peluang besar bagi pembangunan masa dewasa. Dan pada giliran masa dewasanya
menanggung beban hidup yang lebih ringan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimplan, sebagai
berikut:
-
Konsep pendidikan seumur hidup erat kaitannya dengan paham tentang
waktu berlangsungnya pendidikan.
-
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.
-
Pendidikan seumur hidup mencakup berbagai perspektif.
B. Saran
Adapun saran
yang dapat diberikan oleh penulis adalah hendaknya setiap pembahasan diberikan
berbagai macam contoh agar pembaca tidak hanya memahami teori serta memberikan
pemahaman singkat dan jelas.
DAFTAR PUSATAKA
-
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
-
Mudyahardjo,
Redja. Pengantar Ilmu Pendidikan.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
-
Sabri, Alisu
Drs.H.M. Ilmu Pendidikan. Jakarta :
CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999.
DASAR-DASAR PENDIDIKAN
"PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP DAN BERBAGAI IMPLIKASINYA"

KELOMPOK
V :
AFRIANI
RISKA
AMALIAH
SITTI
FAUZIAH
JURUSAN PENDIDIKAN
BAHASA ARAB
FAK. TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN
2013-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar